Cara Menghadapi Cemburu si Anak
Oleh : Febi Arliani.
Cemburu merupakan suatu faktor yang menyertai kebanyakan problem kejiawaan pada diri anak-anak. Adapun yang dimaksud disini adalah cemburu yang tidak sehat, yang dapat merusak diri anak-anak, bahkan terkadag merupakan sebab frustuasinya dan bisa menghadapkannya pada problem kejiwaan.
Cemburu juga merupakan salah satu perasaan alami yang ada pada diri manusia, seperti halnya cinta. Maka keluarga hendaknya bisa menerimanya dengan nyata, namun dalam waktu yang sama tidak pula mengabaikan perkembangannya.
Cemburu merupakan sarana yang akan mengantarkan seorang anak pada kurangnya kepercayaan terhadap dirinya sendiri, ataupun membangkitkannya untuk melakukan permusuhan, perusakan dan juga kemarahan.
Cemburu merupakan perasaan menyakitkan yang muncul karena berbagai keadaan, seperti: kelahiran anak baru pada sebuah keluarga, atau sang anak merasa gagal mewujudjkan harapan-harapannya dan berhasilnya anak lain mewujudkan harapan tersebut, ataupun perasaan memiliki kekurangan akibat dari kegagalan perasaan tersebut.
Pada dasarnya cemburu merupakan perasaan terkombinasi antara perasaan senang untuk berkuasa (unggul) dan perasaan benci (marah). Terkadang perasaan cemburu pada diri seseorang itu disertai dengan perasaan benci (marah), baik terhadap dirinya sendiri ataupun terhadap rekan-rekannya yang mampu mewujudkan tujuan-tujuan mereka, sementara dia tidak mapu mewujudkannya.
Terkadang perasaan cemburu ini disertai dengan gejala-gejala lain, seperti: memberotak, memfitnah, perasaan jengkel, merusak, membangkang, ataupun sifat durhaka. Dan terkadang pula disertai gejala-gejala sejenis yang menyertai perasaan marah (kebencian) yang menyebabkan kondisi frustasi. Seperti apatis, perasaan malu, sensitif, perasaan lemah ataupun hilangnya selera dan juga hasrat dalam berbicara.
Rasa cemburu merupakan persoalan serius bagi kehidupan seseorang yang mengakibatkan konflik kejiwaan yang beraneka ragam. Ia juga akan memunculkan resiko-resiko yang tak disadari bagi dirinya pribadi dan juga sosial. Yakni dengan munculnya gejala-gejala sikap yang beraneka macam, diantaranya: mengompol, mengisap jari, menggit kuku, hasrat untuk menarik perhatian orag lain, serta berusaha memperoleh kasih saying mereka dengan berbagi cara. Atau berpura-pura menunjukkan rasa sakit, takut, goncang, ataupun menampakkan rasa permusuhan dengan terang-terangan.
Untuk menangani perasaan cemburu dan menjaganya dari dampak-dampak negatif, upaya-upaya yang hendaknya dilakukan antara lain:
1. Mengetahui sebab-sebab dan juga penanganannya.
2. Membuat sang anak bisa merasakan nilai (harga) diri dan juga keberadaannya ditengah-tengah keluarga, sekolah, dan diantara teman-temannya.
3. Membiasakan anak untuk ikut serta dalam mencintai anak/orang lain.
4. Mengajarkan kepada anak sejak kecil bahwa hidup itu menerima dan memberi, dan sesungguhnya wajib bagi setiap manusia untuk menghormati hak-hak orang lain.
5. Membiasakan anak dalam persaingan yang sehat, dengan bersikap sportif terhadap orang lain.
6. Membangkitkan rasa percaya diri dalam jiwa anak dan meringankan ketajaman perasaan dengan kekurangan ataupun kelemahan pada dirinya.
7. Mewujudkan hubungan-hubungan yang ditegakkan dengan pondasi kebersamaan dan keadilan, tanpa membeda-bedakan ataupun melebihkan atas yang lain, apapun itu jenis kelaminnya, usia, ataupun kemampuan. Jangan memfavoritkan dan jangan pula mengistimewakan, akan tetapi pergaulilah dengan sama.
8. Membiasakan anak untuk bisa menerima keunggulan dan juga kekalahan. Yaitu berusaha mewujudkan keberhasilan dengan mencurahkan dengan segala kesungguhan, tanpa harus merasa cemburu dengan keunggulan anak lain atas dirinya, sehingga dapat mencegahnya dari kehilangan rasa percaya diri.
9. Membiasakan anak yang egois untuk menghormati, menghargai, serta memberikan rasa simpati terhadap sebuah kebersamaan. Dan juga menyertakan anak tersebut dalam berbagai permainan dan peralatan yang dimilikinya.
10. Hendaknya orangtua bersikap teguh terhadap hal-hal yang berkaitan dengan perasaan cemburu pada diri anak. Tidak menampakkan kegoncangan dan juga perhatian yang berlebihan terhadap perasaan-perasaan tersebut. Dan tidak mengabaikan anak yang pasif, dimana perasaan-perasaan cemburu tidak nampak pada dirinya.
11. Pada kondisi kelahiran anak baru, maka tidak boleh mengabaikan anak yang besar dan memberikan perhatian kepada si kecil lebih dari selazimnya. Hendaknya memperhatikan si bayi sesuai dengan kadar kebutuhannya, dan bayi tidaklah membutuhkan hal yang berlebihan.
12. Hendaknya orangtua menahan diri dari sikap membanding-bandingkan secara terang-terangan. Namun hendaknya menganggap bahwa setiap anak itu sebagai pribadi yang memiliki perbekalan dan keistimewaan khusus yang ada pada dirinya.
13. Menumbuhkan hobi yang berbeda diantara saudara-saudaranya, agar setiap anak akan unggul pada masing-masing bidangnya, sehingga bisa menilai dan menghargainya tanpa harus membandingkannya dengan yang lain.
14. Tidak berlebihan dalam mengistimewakan anak yang sakit. Sesungguhnya hal ini dapat menimbulkan cemburu diantara saudara-saudaranya yang sehat.
Oleh : Febi Arliani.
Cemburu merupakan suatu faktor yang menyertai kebanyakan problem kejiawaan pada diri anak-anak. Adapun yang dimaksud disini adalah cemburu yang tidak sehat, yang dapat merusak diri anak-anak, bahkan terkadag merupakan sebab frustuasinya dan bisa menghadapkannya pada problem kejiwaan.
Cemburu juga merupakan salah satu perasaan alami yang ada pada diri manusia, seperti halnya cinta. Maka keluarga hendaknya bisa menerimanya dengan nyata, namun dalam waktu yang sama tidak pula mengabaikan perkembangannya.
Cemburu merupakan sarana yang akan mengantarkan seorang anak pada kurangnya kepercayaan terhadap dirinya sendiri, ataupun membangkitkannya untuk melakukan permusuhan, perusakan dan juga kemarahan.
Cemburu merupakan perasaan menyakitkan yang muncul karena berbagai keadaan, seperti: kelahiran anak baru pada sebuah keluarga, atau sang anak merasa gagal mewujudjkan harapan-harapannya dan berhasilnya anak lain mewujudkan harapan tersebut, ataupun perasaan memiliki kekurangan akibat dari kegagalan perasaan tersebut.
Pada dasarnya cemburu merupakan perasaan terkombinasi antara perasaan senang untuk berkuasa (unggul) dan perasaan benci (marah). Terkadang perasaan cemburu pada diri seseorang itu disertai dengan perasaan benci (marah), baik terhadap dirinya sendiri ataupun terhadap rekan-rekannya yang mampu mewujudkan tujuan-tujuan mereka, sementara dia tidak mapu mewujudkannya.
Terkadang perasaan cemburu ini disertai dengan gejala-gejala lain, seperti: memberotak, memfitnah, perasaan jengkel, merusak, membangkang, ataupun sifat durhaka. Dan terkadang pula disertai gejala-gejala sejenis yang menyertai perasaan marah (kebencian) yang menyebabkan kondisi frustasi. Seperti apatis, perasaan malu, sensitif, perasaan lemah ataupun hilangnya selera dan juga hasrat dalam berbicara.
Rasa cemburu merupakan persoalan serius bagi kehidupan seseorang yang mengakibatkan konflik kejiwaan yang beraneka ragam. Ia juga akan memunculkan resiko-resiko yang tak disadari bagi dirinya pribadi dan juga sosial. Yakni dengan munculnya gejala-gejala sikap yang beraneka macam, diantaranya: mengompol, mengisap jari, menggit kuku, hasrat untuk menarik perhatian orag lain, serta berusaha memperoleh kasih saying mereka dengan berbagi cara. Atau berpura-pura menunjukkan rasa sakit, takut, goncang, ataupun menampakkan rasa permusuhan dengan terang-terangan.
Untuk menangani perasaan cemburu dan menjaganya dari dampak-dampak negatif, upaya-upaya yang hendaknya dilakukan antara lain:
1. Mengetahui sebab-sebab dan juga penanganannya.
2. Membuat sang anak bisa merasakan nilai (harga) diri dan juga keberadaannya ditengah-tengah keluarga, sekolah, dan diantara teman-temannya.
3. Membiasakan anak untuk ikut serta dalam mencintai anak/orang lain.
4. Mengajarkan kepada anak sejak kecil bahwa hidup itu menerima dan memberi, dan sesungguhnya wajib bagi setiap manusia untuk menghormati hak-hak orang lain.
5. Membiasakan anak dalam persaingan yang sehat, dengan bersikap sportif terhadap orang lain.
6. Membangkitkan rasa percaya diri dalam jiwa anak dan meringankan ketajaman perasaan dengan kekurangan ataupun kelemahan pada dirinya.
7. Mewujudkan hubungan-hubungan yang ditegakkan dengan pondasi kebersamaan dan keadilan, tanpa membeda-bedakan ataupun melebihkan atas yang lain, apapun itu jenis kelaminnya, usia, ataupun kemampuan. Jangan memfavoritkan dan jangan pula mengistimewakan, akan tetapi pergaulilah dengan sama.
8. Membiasakan anak untuk bisa menerima keunggulan dan juga kekalahan. Yaitu berusaha mewujudkan keberhasilan dengan mencurahkan dengan segala kesungguhan, tanpa harus merasa cemburu dengan keunggulan anak lain atas dirinya, sehingga dapat mencegahnya dari kehilangan rasa percaya diri.
9. Membiasakan anak yang egois untuk menghormati, menghargai, serta memberikan rasa simpati terhadap sebuah kebersamaan. Dan juga menyertakan anak tersebut dalam berbagai permainan dan peralatan yang dimilikinya.
10. Hendaknya orangtua bersikap teguh terhadap hal-hal yang berkaitan dengan perasaan cemburu pada diri anak. Tidak menampakkan kegoncangan dan juga perhatian yang berlebihan terhadap perasaan-perasaan tersebut. Dan tidak mengabaikan anak yang pasif, dimana perasaan-perasaan cemburu tidak nampak pada dirinya.
11. Pada kondisi kelahiran anak baru, maka tidak boleh mengabaikan anak yang besar dan memberikan perhatian kepada si kecil lebih dari selazimnya. Hendaknya memperhatikan si bayi sesuai dengan kadar kebutuhannya, dan bayi tidaklah membutuhkan hal yang berlebihan.
12. Hendaknya orangtua menahan diri dari sikap membanding-bandingkan secara terang-terangan. Namun hendaknya menganggap bahwa setiap anak itu sebagai pribadi yang memiliki perbekalan dan keistimewaan khusus yang ada pada dirinya.
13. Menumbuhkan hobi yang berbeda diantara saudara-saudaranya, agar setiap anak akan unggul pada masing-masing bidangnya, sehingga bisa menilai dan menghargainya tanpa harus membandingkannya dengan yang lain.
14. Tidak berlebihan dalam mengistimewakan anak yang sakit. Sesungguhnya hal ini dapat menimbulkan cemburu diantara saudara-saudaranya yang sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
diharapkan berposting dengan sopan