Tips dan Cara Menghilangkan Kebiasaan Menghisap Jempol Pada Anak
Oleh : Febi Arliani.
Hampir 80% bayi mempunyai kebiasaan menghisap jempol atau jari lainnya.
Biasanya keadaan ini terjadi sampai bayi berusia sekitar 18 bulan.
Tetapi kadang-kadang masih dijumpai pada anak usia prasekolah bahkan
sampai berusia 6 tahun ke atas. Sebagian besar anak yang mempunyai
kebiasaan menghisap jempol mempunyai obyek atau barang yang
sering dipegang seperti selimut, mainan, serpihan baju atau rambut
mereka sendiri.Ada pendapat yang menyatakan bahwa menghisap jempol
karena kebiasaan dari kecil. Pendapat lain mengatakan bahwa menghisap
jempol adalah ekspresi seksual pada masa bayi yang menggambarkan
gangguan emosional pada umur bayi. Sebagian besar menganggap menghisap
jempol berarti memuaskan diri sendiri yang dapat menghilangkan stres dan
menenangkannya.
Beberapa masalah dapat ditimbulkan akibat kebiasaan menghisap jempol seperti:
1. Masalah gigi, bila kebiasaan ini bertahan sampai umur 4 tahun maka
akan menyebabkan maloklusi gigi susu dan permanen, juga dapat
menyebabkan masalah pada tulang-tulang di sekitar mulut. Risiko tinggi
ditemukan pada anak yang menghisap jempol pada waktu siang dan malam.
2. Jari abnormal, dengan penghisapan yang terus menerus terjadi
hiperekstensi jari, terbentuk kalus, iritasi, eksema, dan paronikia
(jamur kuku).
3. Efek psikologis pada anak akan menimbulkan
menurunnya kepercayaan diri anak karena anak sering diejek oleh saudara
atau orangtuanya.
4. Keracunan tidak disengaja, anak yang
menghisap jempol terpapar tinggi terhadap keracunan yang tidak disengaja
misalnya keracunan Pb.
5. Risiko infeksi saluran cerna meningkat.
Kapan perlu diintervensi?
Sebelum umur 4 tahun menghisap jempol adalah normal dan tidak
berhubungan dengan gangguan fungsi sosial dan pekembangan anak. Perilaku
ini harus tidak dianggap penting dan tidak memerlukan perlakuan khusus.
Secara umum tidak ada yang perlu dilakukan sampai anak berumur 4 tahun
karena sebagian besar akan menghilang setelah usia 4 tahun dan belum ada
komplikasi yang timbul sebelum umur ini.
Intervensi yang dapat dilakukan orang tua yaitu:
1. Mengetahui penyebab.
Sebelum pengobatan dimulai kebiasaan anak sehari-hari harus diketahui
termasuk cara anak beradaptasi terhadap lingkungan sekitar. Bila faktor
pencetus emosional dan psikologis ditemukan maka terapi anak dimulai.
2. Menguatkan anak.
Kebiasaan menghisap jempol biasanya merupakan bentuk kompensasi anak
terhadap rasa cemas yang dialaminya atau cara anak untuk memperoleh rasa
nyaman. Sebagai orang tua, kita dapat mencoba mencari cara lain untuk
mengatasi rasa cemas anak ataupun cara untuk membuat anak merasa nyaman
dan senang, sehingga pikirannya dapat teralihkan dari kebiasaan buruk
itu. melakukan terapi juga harus dimulai dengan keikutsertaan anak,
kerjasama, dan yang paling penting ketertarikan untuk menghentikan
kebiasaan tersebut. Orangtua diingatkan untuk tidak memberikan hukuman
pada anak karena anak akan makin menolak untuk menghentikan kebiasaan
ini.
Bila kebiasaan ini menetap setelah anak berumur
4 tahun maka mulai dilakukan intervensi dengan modifikasi perilaku dan
beberapa cara pendekatan positif yaitu:
1. Buatlah anak merasa aman, karena mengisap jempol biasa dilakukan saat anak merasa takut atau gugup.
2. Jangan memarahi dan menghukum anak, karena hal tersebut akan
membuatnya semakin menarik diri dari orangtua. Lebih baik kita berusaha
untuk meningkatkan rasa bahagia anak, rasa dicintai, dipahami, dan
diterima apa adanya.
3. Berikan kesibukan atau alihkan
perhatian pada kegiatan lain. Membuat anak dengan berbagai aktivitas
yang melibatkan tangganya seperti menggambar dan bermain puzzle.
4. Gunakan cara positif seperti memuji anak anda bila berhasil tidak
menghisap jempol, atau berikan hadiah stiker pada calendar, setelah
terkumpul penuh berikanlah hadiah.
5. Memberikan zat yang pahit caranya diberikan pada jempol pada waktu pagi, malam dan waktu anak mulai menghisap jempol.
6. Kita sebagai orang tua harus bersabar, karena hasilnya tidak bisa langsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
diharapkan berposting dengan sopan